PROSES KAIN IKAT TROSO JEPARA 

Di Sini kami menyediakan berbagai macam produk tenun ikat Troso yang sudah cukup terkenal di seluruh nusantara bahkan sampai mancanegara. Selain memproduksi kain dengan motif tradisional, kami juga memproduksi motif etnis dari berbagai daerah namun kami tetap menjaga corak khas Troso yang kini dijaga keasliannya, seperti corak ikat lusi, ikat pakan, dan lurik DLL masih Banyak Produk Yang kami produksi.
         Sentra tenun ikat berada di Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, sekitar 16 kilometer arah selatan dari Kota Jepara. Pemerintah Kabupaten Jepara menjadikan sentra tenun Troso sebagai tempat belanja wisata kain dan fashion Di Jepara.
         Kain tenun troso merupakan kain tenun yang dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM)atau dengan kata lain pembuatan masih dengan cara tradisional.  kain tenun tali ulang super dibuat dari bahan katun csm dan dengan 4x pencelupan pewarnaan jadi warna dijamin awet dan tidak luntur.
 
1. Tentang Kami
    Tenun Ikat Handiqa Jaya adalah toko online yang memudahkan pengguna internet untuk mendapatkan kain tenun ATBM (alat tenun bukan mesin). Tenun Ikat Handiqa Jaya menjual kain tenun kepada Anda dengan harga relatif murah. Meski murah, kami tetap memberikan harga yang adil bagi pengrajin. Semua itu dilakukan  untuk mewujudkan kemandirian usaha mikro di sentra tenun sekaligus menjaga agar kerajinan tenun terus berkembang di Indonesia.
Berawal dari semangat menghidupkan kembali kerajinan tenun yang terpuruk krisis moneter dan bom Bali,  Tenun Troso mulai merintis aktivitas penjualan di internet tahun 2003. Dari sekedar menampilkan iklan di situs perdagangan.
Tenun Troso Jepara telah melayani pecinta tenun di Semarang, Jabodetabek, Surabaya, Bali, Bandung, Medan, Samarinda dan beberapa orang Indonesia di Jepang, Swiss dan Kanada untuk mendapatkan produk tenun asli dengan harga terjangkau.
Kehadiran Tenun Troso yang memelopori penjualan tenun di dunia maya juga disambut hangat para pengrajin tenun khususnya di sentra tenun desa Troso Jepara. Selain memperluas saluran pemasaran yang ada, pengrajin pun tidak lagi mudah dipermainkan harga “tengkulak” tenun.
Tenun Troso Jepara memang berkomitmen untuk menetapkan harga yang adil bagi pelanggan, pengrajin dan perusahaan. Bagi Tenun Troso, pengrajin mitra yang hampir semuanya adalah skala home industri dan mikro merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Eksistensi mereka adalah bagian dari eksistensi budaya dan kemandirian rakyat Indonesia.
Maka, kami berterima kasih untuk Anda yang mengapresiasi dan menggunakan produk kami sehingga  Tenun  Troso Jepara dan mitra pengrajin semakin berkembang.
Proses pembuatan kain tenun ikat ATBM memang rumit dan dikerjakan dalam waktu yang tidak singkat. Tak heran, banyak yang penasaran bagaimana proses pembuatan kain tenun ikat sebenarnya.?

Membuat kain tenun memang lebih rumit daripada membuat kain batik. Secara garis besar, bisa dilihat pada Perbedaan Kain Tenun Ikat dengan Batik.

Sebenarnya proses produksi kain tenun ikat yang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) bisa kita pelajari. Tulisan berikut yang akan kami muat secara berseri akan memberi gambaran khususnya dalam pembuatan kain tenun ikat pakan yang menghasilkan kain misris yang menjadi Primadona Tenun Ikat Troso Jepara dan kain endek di Bali. Yuk, kita simak.

Proses Awal Tenun
Secara garis besar, proses awal tenun dibagi menjadi dua yaitu proses menyiapkan benang lungsi dan proses penyiapan benang pakan. Pertama, pembuatan benang lungsi. Karena yang kita pelajari adalah ikat pakan, maka proses membuat benang pakan akan lebih panjang dan rumit. Biar lebih mudah, kita pelajari dulu cara membuat benang lungsi.

BENANG TENUN untuk lungsi yang dibeli di toko benang umumnya dalam ukuran 1 pack seberat 5 kg.  Benang yang digunakan beragam merk dan kualitasnya. Biar lebih jelas, baca Ragam Benang Katun untuk Tenun


Benang lungsi ini diwarna terlebih dahulu melalui proses pewarnaan yang disebut menter artinya memberi wenter (pewarna). Jangan salah eja ya, huruf e pertama seperti e dalam kata "sendok", yang kedua seperti kata "elang" he..he..he...

MENTER benang lungsi tidak rumit karena hanya satu warna yang nanti seteleh jadi kain menjadi warna dasar. Jadi cukup dicelupkan pewarna, diperas lalu dijemur sambil sesekali direnggangkan. Biar benangnya tidak ruwet..


Setelah kering, benang lungsi yang sudah berwarna ini di bawa kepada pekerja proses NYEPUL. Artinya menyepul atau memasukkan benang ke dalam sepulan kecil kecil. Alat untuk menyepul ini dinamakan JONTRO. Jontro tradisional dibuat dari velg sepeda yang dimodifikasi dan diputar dengan tangan

Menyepul biasanya dilakukan oleh ibu-ibu atau nenek-nenek, karena tidak perlu banyak tenaga. Tapi perlu ketelitian lho, jadi nggak bisa sembarangan juga..


Setelah semua benang lungsi berada dalam sepulan, sepulan ini di bawa ke pekerja SEKIR. Sepulan disusun ditempatnya dan dipindahkan ke BUM menggunakan alat yang disebut Sekiran. Proses yang disebut nyekir ini menghasilkan bum yang terisi benang lungsi.









Sampai tahap ini, pembuatan benang lungsi hampir selesai. Tinggal memasang bum yang telah terisi benang lungsi ke dalam alat tenun bukan mesin (ATBM) yang diteruskan dengan proses memasukkan benang lungsi ke dalam SISIR yang disebut NYUCUK. Nyucuk dilakukan dua orang, satu orang memasukkan benang dan satunya menarik benang yang masuk dari arah sebaliknya.

Nah, benang lungsi sudah siap ditenun. Tinggal penunggu "pasangannya" nih, BENANG PAKAN.
Pada tulisan sebelumnya, kita telah mengikuti Proses Pembuatan Kain Tenun Ikat ATBM: Membuat Benang Lungsi (1). Setelah benang lungsi terpasang pada alat tenun, tinggal menunggu benang pakannya. Nah, kali ini kita akan mengamati bagaimana membuat benang pakan.

BENANG TENUN untuk pakan disiapkan terlebih dahulu. Kualitas benang berbeda-beda loh, secara garis besar ada dua jenis yaitu katun biasa dan katun mercerised. Lebih jelasnya, baca ini: Ragam Benang Katun untuk Tenun Ikat. Ada juga loh yang menggunakan benang jenis lain seperti rayon, polyester, atau viscos.

Benang tenun pakan di pasangkan pada SEPULAN melalui proses NYEPUL menggunakan JONTRO. Proses ini sama seperti proses menyepul pada benang lungsi. Bedanya, benang yang terpasang pada sepulan kali ini dibawa ke tempat proses NGETENG.
Pada proses ngeteng, benang pakan yang tersusun dipasangkan pada alat segi empat yang disebut PLANKAN. Hasilnya, benang pakan terpasang rapi berjajar. Pada plankan inilah digambar motif atau sketsa yang nantinya menjadi motif dalam kain tenun.


Membuat Corak Kain Tenun
Nah, setelah selesai dibuat sketsa corak plankan dibawa ke pekerja ikat. Beberapa bagian diikat dengan warna tali rafia yang berbeda. Proses MENGIKAT merupakan proses unik yang tidak ditemukan pada kain tradisional lain. Tak heran, orang Barat sering menyebut kain tenun dengan sebutan IKAT atau IKKAT. Ternyata, itu dari kata dalam bahasa Indonesia loh...hehe..

Dari proses ikat, benang dilepas dari plankan dalam kondisi masih terikat bagian bagiannya dan dilakukan proses pewarnaan yang disebut MENTER. Warna yang diberikan pertama kali adalah warna paling gelap. Alasannya, warna pertama ini akan juga dicelupkan ke warna kedua sehingga warna pertama lebih gelap dari warna kedua.

Selesai warna pertama, kain tenun dijemur sampai kering. Kalau cuaca tidak panas, menjemur bisa memakan waktu berhari-hari. Setelah kering, baru proses pewarnaan kedua disiapkan. Caranya, bagian yang akan diwarna menggunakan warna kedua dipotong simpul ikatannya yang disebut proses MBATIL yang dilanjutkan proses NGOPESI atau mengupas yaitu melepas tali rafia pada bagian yang akan diwarna menggunakan warna kedua. Baru dah, benang dicelupkan pada pewarna kedua, dan dijemur lagi.



Proses mengikat, mencelupkan pewarna, menjemur, dan melepaskan ikatan, dilakukan berulang-ulang sesuai ragam warna corak yang dikehendaki. Terkadang, proses ini juga menggunakan teknik tali ulang, gosokan dan teknik pewarnaan sekunder lain. Pada proses ikat ini tak jarang pengrajin juga mempunyai TEKNIK RAHASIA tersendiri untuk menghasilkan corak dan warna yang unik . Kalo sudah rahasia, nggak boleh deh kita intip, aduuuh.... Tapi setidaknya, kita tahu gambarannya secara umum khan?

Sampai sini, bisa dibilang proses pembuatan benang pakan selesai. Namun, benang pakain ini masih harus diperoses lagi untuk menjadi kain tenun.
Sekian proses pembuatan kain tenun ikat troso ,memang rumit prosesnya tapi dengan kita mengetahui betapa rumitnya proses membuat kain tenun ,kita dapat mengahargai  kebudayaan indonesia dan kita harus bangga.terima kasih telah membaca dari awal sampai akhir ,sampai jumpa d pembahasan selanjutnya tentang kain ikat troso.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar